Haltersebut dijelaskan oleh analis Pefindo Handhayu Kusumowinahyu dan Putri Amanda dalam keterangan resmi pemeringkatan sejumlah efek PT Pegadaian (Persero). Seperti diketahui, perusahaan pelat merah itu memimpin pasar di industri gadai. Pefindo menilai bahwa terkendalinya dampak dari penyebaran Covid-19 akan turut memengaruhi profil kredit
Mengapasaya begitu keukeuh bersikap setuju dengan pluralisme dan keberagaman? Sebenarnya sederhana saja, karena saya malu kepada pencipta manusia. Karena DIA –apapun sebutannya, bagaimanapun ujudnya—membuat dunia ini bnegitu beragama, tidak seragam pasti punya maksud. Dan kita manusia, yang menjadikan [maunya] seragam
PrigiArisandi adalah seorang aktivis lingkungan di Surabaya, yang memperjuangkan hak-hak warga untuk menikmati kualitas air sungai yang baik. Kenyataan adanya polusi merkuri yang amat tinggi di dalam kandungan kali Surabaya, dan mengakibatkan berbagai penyakit bagi warga, membuatnya terus berpikir untuk menyelamatkan generasi
cash. PENGAMAT tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, mengatakan, program pembersihan kali atau sungai harus dilakukan terus menerus di mana pun, termasuk Kali Sentiong/Kali Item di Jakarta. "Sebenarnya menjaga kebersihan kali ada atau tidak ada Asian Games ya harus dilakukan terus-menerus oleh Pemprov DKI," ujarnya, Kamis 26/7. Menurutnya, program kali bersih di Jakarta sudah berulang kali dilakukan tetapi tidak pernah tuntas. Ia mencontohkan, pelanggar aturan larangan membuang limbah pabrik langsung ke kali tidak pernah ditindak tegas seperti pabrik disegel dan pengusaha dihukum. "Warga masih membuang sampah ke kali juga tidak pernah kena sanksi tegas sehingga tidak ada efek jera dan kesadaran dari masyarakat," terang Yoga. Menurutnya, langkah membersihkan Kali Item/Kali Sentiong secara bergotong royong perlu di lakukan karena masih ada cukup waktu hingga pelaksanaan Asian Games 2018 pada 18 Agustus mendatang. Yoga mendorong agar semua pabrik yang membuang limbah ke Kali Sentiong dihentikan sementara proses produksinya sebelum dan selama Asian Games berlangsung. "Seluruh sektor terkait dinas sumber daya air, lingkungan, kehutanan bersama-sama membersihkan kali dan menata atau medekorasi bantaran kali," ujar Yoga. "Melarang warga membuang sampah ke Kali Sentiong dengan pengawasan ketat," timpalnya. Tingkat pencemaran Yoga menjelaskan, tingkat pecemaran di Kali Sentiong sudah tinggi sehingga tidak mungkin membersihkan sungai bahkan membuat jernih dan tidak berbau hanya dalam waktu singkat. "Maka tidak cerdas juga kalau kemudian dipake cara instan dengan menutup kali dengan jaring hitam." Untuk jangka panjang ada pekerjaan rumah besar yang juga harus dilakukan. Yaitu memindahkan semua pabrik industri rumah tangga yang selama ini membuang limbah langsung ke kali yang bersebelahan dengan Wisma Atlet Kemayoran itu. "Membangun saluran limbah tersendiri terpisah dari saluran air kota yang terhubung dengan tempat pengolahan air sehingga limbah rumah tangga tidak terbuang ke kali lagi, baru kita berharap kualitas air kali akan bersih," terangnya. Menurutnya ada tiga hal mendasar terkait upaya menuntaskan pencemaran Kali Sentiong. Pertama, industri rumah tangga seperti pembuatan tahu atau cuci jeans, harus memiliki instalasi pengolahan air limbah IPAL dan dilarang keras membuang air limbah ke sungai. Harus ada sanksi tegas mulai dari penyegelan bahkan penutupan pabrik jika melanggar. Kedua, Pemda DKI sudah harus membuat saluran air limbah tersendiri dan IPAL kota sehingga tidak ada lagi pembuangan limbah tumah tangga langsung ke saluran air kota atau sungai. "Sementara saluran air limbah menampung air limbah rumah tangga dan gedung perkantoran untuk ditampung ke IPAL komunal, IPAL gedung, IPAL kota, untuk kemudian dialirkan ke sungai sehingga sungai tidak tecemar limbah," Yoga menjelaskan. Ketiga, penataan ulang bangunan dan fungsi peruntukan lahan apa yang boleh atau tidak di sepanjang Kali Sentiong. "Tanpa ketiga hal itu sebanyak apa pun kali dibersihkan tidak akan pernah berhasil," pungkasnya. OL-3
JAKARTA, - Air bersih merupakan salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat, tak terkecuali warga DKI Jakarta. Namun sepertinya krisis air bersih masih menjadi satu dari sekian banyak permasalahan Ibu Kota yang harus dibenahi. Nyatanya, masih ada warga yang kesulitan mendapatkan air dan harus mencari cara untuk memenuhi kebutuhan air setiap yang dialami warga Sunter Agung yang bermukim di Jalan Ancol Selatan RT 07 RW 03, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka masih menggunakan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan pantauan Senin 11/10/2021, setidaknya terdapat dua sumur yang berada di tengah permukiman warga. Baca juga 4 Tahun Anies Baswedan Menanti Kemegahan Jakarta International Stadium Satu terletak di pinggir jalan gang kecil, satu lagi tepat berada di depan rumah warga. Akses untuk mengambil air sumur terbilang cukup sulit. Warga harus membawa sendiri ember atau dirigen dengan kedua tangannya melewati gang sempit. Warga setempat, Sumiyati 55, mengaku bahwa wilayahnya memang kerap mengalami krisis air di rumah. Banyak warga mengandalkan air sumur untuk mencukupi kebutuhan air mereka. "Sumur ini dipakai kalau ada kebutuhan saja, kalau air mati ya air sumur yang dipakai. Sumur punya warga setempat, warga yang bikin," kata Sumiyati kepada "Sering kesulitan air, setiap hari krisis air kalau di sini. Jadi air PAM galirnya kalau malam aja, di atas jam 12. Untuk memenuhi kebutuhan ya itu pakai air sumur," sambungnya. Sumiyati bahkan membuat tempat penampungan air bawah tanah di rumahnya. "Sekarang saya pakai air PAM juga, tapi saya pakai tampungan bawah tanah. Ya karena airnya susah jadi pake tampungan bawah tanah karena lebih rendah jadi airnya cepet ngalir. Saya pakai tampungan atas bawah," tuturnya. Baca juga 4 Tahun Kepemimpinan Anies, Angka Kemiskinan Jakarta Meningkat Akibat Pandemi Covid-19 Sumur yang berada dekat kediaman Sumiyati memiliki kedalaman sekitar 15 meter. Airnya pun nampak cukup bening dan tidak berbau. Tak heran, Sumiyati dan warga lainnya masih menggunakan air sumur untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Sumiyati bercerita, sumur tersebut sudah menjadi sumber air bagi warga setempat sejak puluhan tahun lalu. Kata dia, beberapa tahun silam, ada kamar mandi yang dibangun dekat sumur untuk warga setempat. Namun, saat ini sudah dibongkar menjadi rumah kontrakan. Selang 10 meter dari rumah Sumiyati, terlihat seorang warga lainnya, Iyus 52 sedang menimba air di sumur yang berada tepat di depan rumahnya. Senada dengan Sumiyati, Iyus juga membenarkan bahwa warga setempat sering merasa kesulitan memenuhi kebutuhan air. Oleh sebab itu, sumur menjadi sumber air bagi dia dan warga 07 lainnya. "Sampai saat ini masih pakai air sumur, ledeng tetep ada, tapi kebiasaan orang sini masih pakai air sumur, karena ini kan airnya cukup bersih, dan tawar. Enggak payau atau bau," ucap Iyus."Jadi sumber air buat warga di sini. Sering kalau krisis air mah di sini. Air PAM-nya kecil, jadi orang pada ngambil air sumur," lanjutnya. Baca juga Pencapresan Anies 2024 Masih Gelap Gulita Iyus menambahkan, air sumur biasanya dia gunakan untuk kebutuhan mencuci dan mandi. Sementara untuk kebutuhan memasak, dia tetap menggunakan air PAM atau membeli air galon isi ulang. Sebelumnya, krisis air juga sempat dirasakan warga RW 12, Kelurahan Pademangan Barat, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara pada September 2021 lalu. Selama berhari-hari air di rumah mereka keruh dan berbau, serta beberapa di antaranya mengalami mati total. Salah satu warga, Puji 53 mengaku air di rumahnya tidak mengalir sejak Minggu 19/9/2021. “Dari hari Minggu airnya mati, Ada juga yang airnya ngalir tapi keruh,” kata Puji Rabu 22 September 2021. Sebagian dari warga yang kekurangan air terpaksa harus membeli air galon isi ulang untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. “Ya terpaksa beli air galon soalnya airnya bau, enggak bisa dipakai buat apa-apa. Sehari bisa 10 galon itu, satunya Rp ucap Maria 61 warga lainnya. Dengan begitu, dalam satu hari Maria bisa menghabiskan biaya sebesar Rp untuk membeli air bersih. Ia pun mengeluh harus mengeluarkan biaya lebih mahal untuk mencukupi kebutuhan mereka. Tak lama kemudian pihak Aetra memberikan keterangan bahwa krisis air yang melanda warga setempat terjadi karena adanya kebocoran pipa. Pada hari yang sama, pihak Aetra langsung mengirimkan satu mobil tangki air untuk dibagikan kepada warga secara gratis. Janji kampanye Anies Ketersediaan air bersih menjadi salah satu isu yang disorot Anies Baswedan dalam janji kampanyenya ketika Pilkada DKI Jakarta 2017. Pengolahan dan distribusi akses air bersih ke warga, menurut Anie dan pasangannya ketika itu, Sandiaga Uno, belum dikelola dengan serius pemerintahan sebelumnya. Dalam pemaparannya disebutkan, Pemerintah memang menggratiskan pemasangan pipa PAM. Namun warga yang memanfaatkan tidak bertambah signifikan, hanya 8,1 persen dari total 10,3 juta penduduk. "Warga masih mengeluhkan buruknya pelayanan dan kualitas air bersih airnya kecil dan berbau yang disalurkan," tulis pihak Anies-Sandi dalam situs "Penghentian kebocoran produksi air bersih dalam penyaluran belum signifikan dari tahun ke tahun," tulisnya. Solusi yang ditawarkan, pipanisasi berjalan dengan peningkatan jumlah pelanggan sebesar 200 persen dari jumlah pelanggan tahun 2015, dengan implementasi bertahap yang dimulai dari daerah dengan akses dan kualitas air terburuk. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
JAKARTA, - Pendiri dan Pimpinan Indonesia Water Institute IWI Firdaus Ali mengatakan selama pandemi Covid-19 kebutuhan air masyarakat di Indonesia meningkat hingga tiga kali lipat. "Kebutuhan terhadap air bersih meningkat dengan sangat signifikan sampai tiga kali lipat di tengah krisis akibat Pandemi Covid-19," kata Firdaus dalam diskusi virtual Indonesia Water Institute, Senin 22/03/2021. Menurutnya, pandemi Covid-19 mengakibatkan semakin banyaknya konsumsi masyarakat akan air, terutama untuk kebutuhan mencuci tangan, mandi, dan kebutuhan lainnya sebagai upaya untuk menghindari juga Indonesia Krisis Air, Tingkat Ketersediaan Terendah di Asia Tenggara Hal ini sekaligus menambah tantangan baru bagi peradaban kita, karena penerapan protokol kesehatan. Akses air bersih menjadi penting untuk menerapkan anjuran mencuci tangan dan mengurangi risiko penyebaran virus. Firdaus menjelaskan pada 11 Februari 2021 lalu IWI melaporkan hasil penelitian yang dilakukan selama Oktober-November tahun 2020 tentang kebutuhan air bersih masyarakat di Indonesia. Hasilnya, sepanjang tahun 2020 selama terjadinya pandemi Covid-19 terjadi peningkatan kebutuhan masyarakat akan air yang mencapai 995 liter sampai liter per hari per rumah tersebut meningkat dari kebutuhan air pada kondisi normal yang hanya mencapai 415 liter sampai 615 liter saja per hari per rumah tangga. Baca juga Jokowi Resmikan SPAM Umbulan yang Dibangun Medco Energi dan Bangun Cipta "Jadi dengan adanya peningkatan aktivitas hygiene dan sanitasi, kebutuhan air bersih meningkat hingga tiga kali lipat dari kondisi sebelum pandemi," kata Firdaus. Beban pengeluaran masyarakat untuk mendapatkan air bersih juga meningkat lima kali lipat dibandingkan kondisi normal. "Dan ini terjadi ketika di mana masyarakat kita kehilangan sebagian pendapatan mereka, bahkan pekerjaan mereka dan peningkatan kebutuhan air ini menambah spending mereka," ujarnya. Tak hanya pemerintah, masyarakat terutama generasi Z yang merupakan populasi terbesar yakni 27,98 persen dari 272 juta penduduk Indonesia harus ikut menjaga kelangsungan ketersediaan air bersih di Indonesia. Hal itu penting agar kebutuhan air bersih di Indonesia dapat terus terpenuhi sehingga ke depan Indonesia dapat terbebas dari krisis air bersih. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
apa kamu setuju dengan adanya kali bersih di jakarta